Saat ini, ketika kita sama-sama sedang dihadapkan dengan sejumlah persoalan bangsa yang serba kompleks dan tidak pasti kapan berakhirnya. Kita dihadapkan pula dengan persoalan persatuan dan kesatuan bangsa, dimana nilai positif yang terkandung di dalamnya sedang dikoyak-koyak oleh kondisi yang ada.
Tidak jarang kita saksikan setiap hari di media massa elektronik dan kita baca di media massa cetak beragam pemberitaan yang ada ditengah-tengah masyarakat kita, selalu berakhir dengan bentrokan atau pertikaian dengan akhirnya sejumlah korban berjatuhan. Bila kondisi seperti ini, terus dibiarkan mengakar. Maka, hasilnya tanpa kita sadari bersama akan muncul bibit-bibit perpecahan baru diantara generasi penerus bangsa selanjutnya.
Pancasila yang kita akui bersama sebagai landasan bangsa Indonesia, mungkin saat ini kondisi fisiknya sedang dilanda sakit parah. Demokrasi yang sedang dijalankan seolah-olah hanya sebagai pelengkap penderita dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai positif dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda tapi satu juga, kini memang terasa berbeda sekali wujudnya dari tujuan awal. Terlihat jelas mulai dari tingkat pusat sampai pelosok daerah yang namanya pertikaian sudah semakin merata.
Musyawarah untuk mufakat merupakan satu bentuk penyelesaian masalah yang adil dan bijaksana dalam tatanan demokrasi. Namun, penerapannya di Indonesia terkadang tidak sejalan dengan harapan bersama. Masih saja banyak diantara kita yang menyelesaikan masalah dengan berujung konflik walaupun masalah tersebut hanya bersifat kecil.
Belum adanya kesadaran bersama diantara seluruh elemen bangsa dalam mengelola pendidikan dan pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, menjadikan permasalahan ini terus berlanjut sampai saat ini. Dampak buruknya akan terasa pada perjalanan hidup bangsa kita sendiri nantinya.
Yang kita sayangkan dan sedihkan ketika menyaksikan generasi mudapun ikut dalam budaya kekerasan. Dimana mereka yang merupakan salah satu kunci keberhasilan bangsa dalam mensukseskan pembangunan, malah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi. Itulah yang menjadikan pihak-pihak terkait wajib turun ke lapangan guna menyelesaikan beragam masalah yang muncul silih berganti. Oleh sebab itu, bentuk pelatihan dan pembinaan dalam Gerakan Pramuka inilah yang mustinya dapat diterapkan secara keseluruhan dalam kehidupan generasi muda. Persatuan dan kesatuan yang ditanamkan dalam wadah persaudaraan Pramuka dapat menjadi alat pemersatu antar generasi muda dikala, gelombang arus zaman yang setiap saat berubah-ubah, dapat menjadi obat mujarap bagi bangsa ini yang sedang berperoses memperbaiki diri menuju Indonesia maju dan beradab.
Benny K/Wartawan
Tidak jarang kita saksikan setiap hari di media massa elektronik dan kita baca di media massa cetak beragam pemberitaan yang ada ditengah-tengah masyarakat kita, selalu berakhir dengan bentrokan atau pertikaian dengan akhirnya sejumlah korban berjatuhan. Bila kondisi seperti ini, terus dibiarkan mengakar. Maka, hasilnya tanpa kita sadari bersama akan muncul bibit-bibit perpecahan baru diantara generasi penerus bangsa selanjutnya.
Pancasila yang kita akui bersama sebagai landasan bangsa Indonesia, mungkin saat ini kondisi fisiknya sedang dilanda sakit parah. Demokrasi yang sedang dijalankan seolah-olah hanya sebagai pelengkap penderita dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai positif dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda tapi satu juga, kini memang terasa berbeda sekali wujudnya dari tujuan awal. Terlihat jelas mulai dari tingkat pusat sampai pelosok daerah yang namanya pertikaian sudah semakin merata.
Musyawarah untuk mufakat merupakan satu bentuk penyelesaian masalah yang adil dan bijaksana dalam tatanan demokrasi. Namun, penerapannya di Indonesia terkadang tidak sejalan dengan harapan bersama. Masih saja banyak diantara kita yang menyelesaikan masalah dengan berujung konflik walaupun masalah tersebut hanya bersifat kecil.
Belum adanya kesadaran bersama diantara seluruh elemen bangsa dalam mengelola pendidikan dan pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, menjadikan permasalahan ini terus berlanjut sampai saat ini. Dampak buruknya akan terasa pada perjalanan hidup bangsa kita sendiri nantinya.
Yang kita sayangkan dan sedihkan ketika menyaksikan generasi mudapun ikut dalam budaya kekerasan. Dimana mereka yang merupakan salah satu kunci keberhasilan bangsa dalam mensukseskan pembangunan, malah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi. Itulah yang menjadikan pihak-pihak terkait wajib turun ke lapangan guna menyelesaikan beragam masalah yang muncul silih berganti. Oleh sebab itu, bentuk pelatihan dan pembinaan dalam Gerakan Pramuka inilah yang mustinya dapat diterapkan secara keseluruhan dalam kehidupan generasi muda. Persatuan dan kesatuan yang ditanamkan dalam wadah persaudaraan Pramuka dapat menjadi alat pemersatu antar generasi muda dikala, gelombang arus zaman yang setiap saat berubah-ubah, dapat menjadi obat mujarap bagi bangsa ini yang sedang berperoses memperbaiki diri menuju Indonesia maju dan beradab.
Benny K/Wartawan