STBA Big Band Gelar All In Route 194 Side B

Untuk kali kedua STBA Big Band setelah yang pertama digelar tahun 2010 lalu. Januari 2011 ini kembali menggelar panggung musik kampus. Masih mengangkat tema yang sama “All In Route 194 Side B”. Mereka, tetap menampilkan sejumlah group band beraliran musik bebas. Pada sesi kedua acara, terlihat sejumlah penonton yang mayoritas kaum muda begitu bersemangat ber”Pogo”ria mengikuti irama musik Punk Rock yang menghentak dari salah satu group band di pelataran parkir (lantai merah) Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Yapari-Aba Bandung, Jl. Cihampelas, Minggu (9/1). Dalam panngung musik ini, sekitar 21 group band Mahasiswa dan SMA se-Kota Bandung turut berpartisipasi memeriahkan acara. “Event ini sebenarnya, hanya diperuntukan bagi kalangan intern kampus saja. Walaupun, tanpa sponsor dari luar, kami tetap menampilkan sejumlah group band dari berbagai aliran tanpa kami batasi,” ujar Gilang selaku Koordinator acara saat ditemui wartawan di sela-sela pertunjukan.
Pertunjukan yang dimulai sejak pukul 11.00 wib hingga 17.30 wib ini, sebelumnya, telah mendapat dukungan baik dari pihak kampus, alumni, masyarakat sekitar kampus, dan pihak keamanan (kepolisian).” Dengan harga tiket yang relatif terjangkau, hanya Rp 3 ribu. Kami ingin sebanyak-banyaknya penonton yang datang dan menyaksikan pertunjukan. Apalagi mereka mayoritas para penggemar musik keras yang sampai saat ini, masih digandrungi kaum muda.,” ujar Gilang yang menyatakan agar STBA Big band dapat lebih solid dan dikenal di masyarakat.
Benny K/Roni SF
Baca Selengkapnya..

Tapa Samida Kembali Lantik Angkatan Ke-27

Setelah sebelumnya, selama satu hari, tanggal 26 Desember 2010 lalu. Sekitar 10 orang calon anggota Muda Perkumpulan Pencinta Alam Tapa Samida SMA PGII I Bandung mengikuti karantina di SMA PGII I. Akhirnya, yang dinyatakan dapat ikut dalam Kamping Pendidikan Dasar Angkatan ke-27 hanya 8 orang. Sisanya, gugur karena sakit.
Keesokan harinya, melalui upacara pelepasan, mulai dari tanggal 27 Desember 2010 hingga 1 Januari 2011, para peserta yang berjumlah 8 orang tersebut, siap diberangkatkan menuju tempat pelatihan yang berlokasi di kawasan hutan Sanggara Bukit Unggul wilayah Lembang Kabupaten Bandung Barat dan berbatasan langsung dengan Ujung Berung kota Bandung.
Selama pendidikan 5 hari, para peserta yang didampingi para senior Tapa Samida dari sejumlah angkatan sebelumnya, melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya; Sosialisasi Pedesaan dengan masyarakat setempat, mempelajari materi Botani Zoologi, Survival, P3K, SAR, dan Navigasi.” Para peserta selama pendidikan didampingi langsung oleh 5 orang pembimbing. Mereka selain bersosialisasi dengan msyarakat. diajarkan pula tentang materi dasar botani zoologi, survival, p3k, sar, dan navigasi serta cara memasak di hutan,” ujar Damarani dari angkatan 26 yang bertindak selaku Komandan Lapangan kepada wartawan di sela-sela acara pelantikan Anggota Muda Tapa Samida angkatan ke-27 di halaman SMA PGII I Bandung, Jl. Panata Yudha Bandung, Sabtu (1/1).
Damarani mengatakan, kendala selama di tempat pendidikan tidak besar, hanya ada siswa yang mendadak terserang sakit.” Cuaca yang buruk dan hujan serta angin kencang sangat berpengaruh. Jadi ada siswa yang sempat jatuh sakit,” ujar Damarani yang menurutnya, dukungan dari para orang tua siswa sangat membantu semangat mereka sampai akhir kegiatan.
Seusai mengikuti semua materi selama 5 hari. Para peserta selanjutnya, melakukan perjalanan pulang kembali ke sekolah dengan berjalan kaki melalui rute dari hutan Sanggara menuju Curug Dago dan juga melakukan kegiatan rafting (turun tebing) di Gunung Batu kawasan Cibodas Lembang.
Hadir dalam upacara pelantikan tersebut, Waka Sek.Bid. Kesiswaan Solihin, Pembina Siswa Jarwo, para orang tua siswa, dan para senior Tapa Samida dari sejumlah angkatan serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Jarwo menyatakan.” Apa yang telah didapat dari pendidikan dasar pencinta alam ini, dapat dijaga dan ditingkatkan serta dapat menjadi modal kepercayaan diri bagai para siswa,” ujar Jarwo yang juga selaku pembina para atlit Jawa Barat.
Pada kesempatan yang sama, disematkan pula syal Tapa Samida kepada para anggota muda angkatan ke- 27 yang telah dinyatakan lulus oleh para orang tua masing-masing siswa dan angkatan ke-27 ini, mereka beri nama “ Angin Lembah Senggara” .
Acara dilanjutkan, dengan pembacaan surat dari perwakilan siswa dan pembasuhan kaki oleh siswa kepada orang tua mereka masing-masing menggunakan air yang dibawa langsung dari sumber mata air di kawasan Lembang.
Benny K/ Roni SF
Baca Selengkapnya..

Indonesia Harus Tegas Terhadap Masalah "Jugun IanFu"

Diakui Pemerintah Republik Indonesia (RI) sampai saat ini belum mau bertindak tegas kepada Pemerintah Jepang terkait masalah hak dan keadilan bagi para ex Jugun IanFu ( Budak Seks) yang telah menjadi korban kekejaman tentara jepang semasa perang dunia ke-II (1942-1945) di Indonesia. Oleh karena itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM) Republik Indonesia berupaya menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya melalui jalur mediasi,” Selain untuk meluruskan fakta sejarah tentang Jugun IanFu kepada masyarakat Indonesia, KomnasHam berupaya menjadikan jalur mediasi antara pemerintah Indonesia dan jepang agar tercipta kesepakatan bersama terutama mengenai hak dan keadilan bagi para korban yang belum terselesaikan sampai saat ini,” ujar Ridho Saleh wakil dari KomnasHam dalam paparannya pada acara Seminar Diseminasi tentang “ Memahami Kembali Sejarah Penjajahan Jepang 1942-1945 untuk Mengembalikan Fakta Persoalan Jugun IanFu Sebagai Korban Perang dan Kekerasan Terhadap Perempuan”, di Ruang Rapat Hotel Golden Plower, Jl. Asia Afrika Bandung, Selasa (26/10). Acara diskusi ini diikuti oleh sejumlah kalangan, diantaranya; Disdik Kota Bandung, Dinas Sosial Kota Bandung, LSM, Mahasiswa, Pelajar dan sejumlah undangan lainnya.
Sebelumnya, RF.Nurul Badriah dari Jaringan Advokasi JugunIanFu Indonesia (JAJI) menuturkan perbudakan seks yang dilakukan militer Jepang kondisinya sangat memprihatinkan, jepang berusaha memanfaatkan segala potensi bukan hanya untuk perlengkapan militer saja. Tapi, kebutuhan logisitik, tenaga manusia dan infrastrukturpun ikut dikerahkan dengan cara paksa termasuk kepada kaum perempuan Indonesia,” Sekitar 200 ribu eks Jugun Ianfu menurut catatan Asia’s Women Fund (AWF) yang berasal dari Filipina, Korea, Cina, Belanda, Rusia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Indonesia saat ini terus memperjuangkan hak-hak mereka termasuk di Indonesia sendiri melalui jalur advokasi Jugun Ianfu Indonesia yaitu dengan cara menuntut pemerintah jepang agar mau mengakui kesalahannya secara individual maupun Negara dan melalui sosialisasi dan kampanye agar mendapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah,” terang Nurul.
Selain itu, Budi Rajab, sebagai Staf Pengajar Jurusan Antropologi, Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad menyatakan bahwa kekerasan seksual yang digunakan militer dalam peperangan adalah tujuan untuk menngintimidasi atau menteror masyarakat sipil salah satunya dengan melakukan kekerasan seksual terhadap kaum perempuan,” jepang dalam hal ini tidak dapat berdalih bahwa itu terjadi dalam peperangan di masa lalu dan sudah berlalu,bagaimanapun masyarakat sipil bukan bagian dari peperangan itu sendiri dan mereka sebenarnya harus dilindungi bukan menjadi sasaran kekejaman perang,” ujar Budi. B/R
Baca Selengkapnya..

Pramuka Jabar Ujung Tombak BNP

Sekitar 100 anggota Pramuka terdiri dari Pembina dan Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) se- Jawa Barat mengikuti Penyuluhan Sadar Narkoba yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat dan Kwartir Daerah ( Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Barat, di Aula Bumi Kitri Pramuka, Jl. Cikutra 276 A, Kamis (25/11). Dalam sambutan pembukaan Wakil Gubernur Jawa Barat Efendi Yusuf ( Dede Yusuf) yang juga selaku Ketua BNP Prov. Jabar menginginkan agar program sosialisasi BNP Jabar tidak dilaksanakan oleh pihak kepolisian saja. Tapi, semua elemen masyarakat termasuk Pramuka,” Saat inilah Pramuka Jawa Barat harus menjadi ujung tombak BNP Jabar dalam rangka mensosialisasikan program-program BNP khususnya di lingkungan pramuka sendiri dan upaya ini tidak berhenti sampai saat ini, nantinya akan diadakan pula pelatihan lanjutan agar pemahaman tentang BNP lebih baik lagi,” ujar Dede yang juga menjabat selaku Ka Kwarda Jabar.
Kegiatan bertema “ Penyuluhan Sadar Narkoba Kepada Kalangan Pelajar, Pemuda, Mahasiswa, dan Masyarakat Umum” ini diisi para pemateri yang diantaranya ; Kanit Serse Narkoba Polda Jabar Kompol. Susiana Suganda, perwakilan RSJ Prov. Jabar dr. Safari Soma,SP.K.J., dan perwakilan STKS Bandung Drs. Rosyikin Suganda MSi.
Pada akhir acara, Kepala Bidang Pencegahan BNP Jabar H. Keiyo Sukarya,SH,MSi., menyatakan agar bukan hanya pemerintah dan polisi saja yang melaksanakan sosialisasi tapi, program sosialisasi dan penyuluhan ini dilakukan pula oleh semua elemen masyarakat dan dunia usaha,” BNP Jabar baru berdiri 2 tahun, diharapkan semua elemen baik pemerintah, swasta dan masyarakat harus turut berperan dan ikut peduli terhadap program ini jangan sampai nantinya terdengar berita keluarga kita yang malah menjadi korban dari penyalahgunaan narkoba,” kata Keiyo yang sekaligus menutup acara.
Ditempat terpisah, Vici Safari selaku Pin Saka Bhakti Husada Kwarcab Kota Bandung dan Iyan Suherman selaku Ancuwil Bojonegara sama-sama mengharapkan agar kegiatan BNP jabar tidak bersifat sementara atau seremonial saja harus ada tindakan bersama yang berkelanjutan,” Saat ini sosialisasi tentang bahaya narkoba telah dimasukan kedalam salah satu materi kursus mahir lanjutan bagi para pelatih dan Pembina pramuka yang nantinya diterapkan di sekolah maupun di gugusdepan masing-masing termasuk kepada masyarakat umum,” ujar mereka di ruang staf Kwarcab Pramuka Kota Bandung.
Baca Selengkapnya..