
Sebelum pembukaan acara, para onthelis yang mayoritas mengenakan pakaian jaman dulu tersebut, terlebih dahulu mengadakan konvoi keliling kota Bandung dengan menempuh rute strat dari Gedung BPM Diklat PT KA jl. Laswi-Jl. Gatot Subroto-jl. Asia Afrika-jl.Braga-jl.Lembong-jl.Veteran-jl.Sunda-jl.Sumbawa-jl.Aceh-jl.Banda-jl.RE.Martadinata dan berakhir kembali di jl.Laswi.
Dipilihnya BPM Diklat PT KA menjadi ajang diselenggarakannya kegiatan Bandoeng Laoetan Onthel ini disebabkan kesamaan sejarah yaitu sama-sama digunakan sebagai alat transportasi atau kendaraan para pejuang saat revolusi melawan penjajahan pada jaman kemerdekaan dahulu. Dan juga identik sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan, bebas BBM, murah dan menyehatkan sebagai alat olahraga,” pertemuan ini merupakan ajang silaturahmi untuk lebih mempererat rasa tali persaudaraan, kekeluargaan dan kebersamaan diantara para penggemar dan pengguna sepeda tua serta peduli terhadap lingkungan,” ujar yahya Johari (Aboy) selaku Ketua Panitia Bandoeng Laoetan Onthel 2010 disela-sela acara.
Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda dalam sambutannya menyatakan, keberadaan komunitas sepeda tua atau club sepeda lainnya terutama di kota Bandung bukan hanya untuk meramaikan berbagai kegiatan saja.Tapi, dengan bersepada dapat menjadikan kota Bandung lebih sejuk dan sehat, sebab dengan bersepeda dapat mengurangi polusi udara akibat terlalu banyak jumlah kendaraan bermotor di kota Bandung,”Komunitas sepeda tua diharapkan lebih peduli terhadap lingkungan dengan menanam pohon dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Ayi yang juga menghimbau agar setiap hari Jum’at dijadikan sebagai hari bersepeda.
Hal senada dinyatakan pula oleh Walikota Jakarta Selatan, Syahrul bahwa selain menyehatkan kegiatan komunitas sepeda tua harus peduli lingkungan dan menggalang persatuan serta kesatuan bangsa,”beberapa waktu lalu komunitas sepeda onthel se-Indonesia telah membangun dua buah masjid di daerah Tasikmalaya Jawa Barat dan selanjutkan akan membangun pula di daerah Padang Sumatera Barat,” ujar Syahrul yang dalam acara tersebut hadir bersama Wakil Walikota Jaksel dan sejumlah perwakilan Abang-None Jakarta.
Dipilihnya BPM Diklat PT KA menjadi ajang diselenggarakannya kegiatan Bandoeng Laoetan Onthel ini disebabkan kesamaan sejarah yaitu sama-sama digunakan sebagai alat transportasi atau kendaraan para pejuang saat revolusi melawan penjajahan pada jaman kemerdekaan dahulu. Dan juga identik sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan, bebas BBM, murah dan menyehatkan sebagai alat olahraga,” pertemuan ini merupakan ajang silaturahmi untuk lebih mempererat rasa tali persaudaraan, kekeluargaan dan kebersamaan diantara para penggemar dan pengguna sepeda tua serta peduli terhadap lingkungan,” ujar yahya Johari (Aboy) selaku Ketua Panitia Bandoeng Laoetan Onthel 2010 disela-sela acara.
Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda dalam sambutannya menyatakan, keberadaan komunitas sepeda tua atau club sepeda lainnya terutama di kota Bandung bukan hanya untuk meramaikan berbagai kegiatan saja.Tapi, dengan bersepada dapat menjadikan kota Bandung lebih sejuk dan sehat, sebab dengan bersepeda dapat mengurangi polusi udara akibat terlalu banyak jumlah kendaraan bermotor di kota Bandung,”Komunitas sepeda tua diharapkan lebih peduli terhadap lingkungan dengan menanam pohon dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Ayi yang juga menghimbau agar setiap hari Jum’at dijadikan sebagai hari bersepeda.
Hal senada dinyatakan pula oleh Walikota Jakarta Selatan, Syahrul bahwa selain menyehatkan kegiatan komunitas sepeda tua harus peduli lingkungan dan menggalang persatuan serta kesatuan bangsa,”beberapa waktu lalu komunitas sepeda onthel se-Indonesia telah membangun dua buah masjid di daerah Tasikmalaya Jawa Barat dan selanjutkan akan membangun pula di daerah Padang Sumatera Barat,” ujar Syahrul yang dalam acara tersebut hadir bersama Wakil Walikota Jaksel dan sejumlah perwakilan Abang-None Jakarta.
Benny/Roni/kotapramuka.com